Di tepi Pantai Tanjungsari, tepatnya di Kelurahan Sugihwaras Kabupaten Pemalang, terdapat makam yang selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah, terutama di bulan Ramadan. Makam tersebut merupakan salah satu tokoh ulama terkenal dalam sejarah masuk dan berkembangnya agama Islam di Tanah Jawa, terutama di Pemalang, bernama Syekh Maulana Syamsuddin. Syekh Maulana Syamsuddin memiliki nama lengkap Sayyid Hasan Syamsuddin bin Awwadh Al-Alawi dan lahir sekitar tahun 1700-an Masehi atau 1100 Hijriah dari keluarga santri, pejuang, dan negarawan.

Syekh Maulana Syamsuddin memiliki sejumlah gelar, yang mana gelar-gelar tersebut menunjukkan bahwa ia merupakan sosok manusia yang mulia dan agung. Di antara gelar yang disematkan pada namanya adalah Jogo Segoro dan Mbah Kramat.

Jogo Segoro berarti penjaga lautan, mengisyaratkan bahwa Syekh Maulana Syamsuddin adalah sosok ulama pejuang yang memiliki keahlian dalam strategi perang dan kelautan. Sementara gelar Mbah Kramat atau dalam bahasa Arabnya Shohibul Karomah mengisyaratkan bahwa Syekh Maulana Syamsuddin juga seorang ulama pilihan yang suci, arif billah, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, yang memiliki berbagai kemampuan di luar kemampuan manusia.

Syekh Maulana Syamsuddin wafat pada tahun 1778 M/1199 H di desa Tanjungsari, kelurahan Sugihwaras, dan dimakamkan di desa tersebut. Tempat yang kini menjadi kompleks makam Syekh Maulana Syamsuddin dahulu merupakan padepokan atau pesantren tempat sang Syekh mengajar agama kepada para santrinya.

Kini kompleks pemakaman Syekh Maulana Syamsuddin di Pemalang selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah, baik lokal maupun dari luar daerah. Makam ini juga cukup terkenal di tanah Jawa, khususnya di kalangan para santri dan para ahli ziarah.