Kab Batang – Setelah menunggu selama 38 tahun, warga Desa Kranggan dan Kebumen akhirnya memiliki jembatan penghubung yang dibangun oleh Kodam IV/Diponegoro bekerja sama dengan Pemkab Batang. Jembatan gantung sepanjang 60 meter dan lebar 1,7 meter ini diklaim mampu menahan beban hingga 4 ton, sehingga mempermudah mobilitas warga.
Pangdam IV/Diponegoro, Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi, S.I.P., M.Si., menyampaikan bahwa dengan adanya Jembatan Gantung Merah Putih ini, waktu tempuh akan lebih efisien. Warga tidak perlu lagi memutar melalui jalur panjang untuk mencapai Desa Kebumen atau Kranggan. "Hasil panen akan lebih cepat sampai ke pasar, serta akses pelajar menuju sekolah semakin mudah tanpa harus menyeberangi sungai lagi," ujar Mayjen Deddy dalam acara peresmian di Desa Kranggan, Tersono, Kabupaten Batang, pada Senin (17/2/2025).
Menurut Deddy, jembatan ini merupakan yang ke-10 yang dibangun di wilayah Jawa Tengah. Ia menekankan bahwa pembangunan jembatan ini bisa terlaksana berkat kerjasama erat antara TNI dan masyarakat yang bekerja tanpa mengenal waktu. "Nama 'Merah Putih' pada jembatan ini mengandung filosofi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Saya berharap jembatan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh warga sekitar dan dirawat dengan baik, karena proses pembangunan ini tidak mudah. Namun berkat kerjasama semua pihak, jembatan ini dapat selesai dengan cepat," pesan Mayjen Deddy.
Penjabat Bupati Batang, Dra. Lani Dwi Rejeki, M.M., memberikan apresiasi atas dibangunnya jembatan tersebut. Ia menyatakan bahwa jembatan ini sangat mempermudah akses warga, baik untuk pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi. "Jembatan ini dibangun atas inisiatif Dandim Batang, yang mendorong semua elemen untuk bekerja sama mewujudkannya," ujar Lani.
Kepala Desa Kranggan, Arifiyanto, mengungkapkan kebahagiaannya karena akses warga menuju Desa Kebumen kini lebih cepat. Sebelumnya, warga harus melewati empat desa dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Namun kini, berkat adanya jembatan, mereka hanya memerlukan waktu 3 menit untuk sampai ke tujuan.
Dampak ekonomi juga sangat terasa dengan lebih lancarnya distribusi hasil bumi, serta kemudahan akses menuju lembaga pendidikan dan fasilitas kesehatan. Jembatan yang telah dinantikan sejak tahun 1986 ini akhirnya terwujud dan mendapat sambutan positif dari warga.
Mutiah, seorang pengajar di MI Muhammadiyah Kranggan, merasa senang karena para siswa kini bisa sampai ke sekolah lebih cepat. "Sebelumnya, anak-anak sering terlambat karena harus melepas sepatu untuk menyeberangi sungai. Tapi sekarang, dengan adanya jembatan, mereka tidak perlu lagi menghadapinya," ungkapnya.
Sementara itu, Safitri, warga Desa Kebumen, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pembangunan jembatan penghubung ini. "Dulu, kami harus memutar melalui Desa Pujut selama 20 menit, tapi sekarang hanya butuh waktu 5 menit untuk sampai ke Kranggan," puji Safitri.
Bagikan artikel:
| Jam | Program |
|---|---|
| 08:00 | Innovator (DW) |
| 09:00 | Indonesiana |
| 11:00 | Kominfo Newsroom |
| 12:00 | Indonesiana |
| 14:00 | Berita Daerah (siang) |
| 15:30 | Innovator (DW) |
| 16:00 | REV (DW) |
| 16:30 | Gerak dan Gaya |
| 17:30 | Anjang Desa |
| 18:00 | Pojok Terampil |
| 18:30 | De Journey |
| 19:00 | Berita Daerah (malam) |
| 20:00 | Expose |
| 21:00 | Wayang |