Saat Tradisi Perayaan Syawalan Atau Tujuh Hari Pasca Lebaran , Biasanya Ada Ratusan Balon Berpetasan Dilepaskan Hingga Ketinggian Ratusan Meter .

Pasca Lebaran, Ada Tradisi Syawalan Atau Tujuh Hari Pasca Hari Raya . Tradisi Menerbangkan Balon Udara. Meski Telah Dilarang , Masih Marak Dilakukan Di Sejumlah Daerah, Sperti Di Pekalongan Dan Sekitarnya .

Airnav Indonesia Kembali Mewanti-Wanti Masyarakat Mengenai Bahaya Penerbangan Balon Udara Liar Yang Dapat Mengancam Keselamatan Penerbangan.

General Manager Airnav Indonesia Cabang Semarang, Rita Nurharyanti, Menyebutkan Bahwa Balon Udara Liar Kerap Kali Mengganggu Jalur Lalu Lintas Udara. Disebutkan Beberapa Balon Bahkan Mencapai Ketinggian Ratusan Meter , Yang Sudah Masuk Ke Area Berbahaya Bagi Pesawat.

Untuk Mencegah Potensi Bahaya. Airnav Indonesia Telah Menggencarkan Sosialisasi Di Sekolah, Pesantren, Dan Media Sosial. Mereka Juga Menjalin Koordinasi Dengan Pemda, Otoritas Bandara, Komunitas Balon Udara, Dan Aparat Penegak Hukum.

Salah Satunya Sosialisasi Untuk Pemudik Juga Warga Di Stasiun Kota Pekalongan. Pemudik Biasanya Menjadi Salah Satu Inisiator Atau Pendana Pembuatan Balon Liar , Diharapkan Mereka Tidak Melakukannya Lagi.

Airnav Mengimbau Masyarakat Yang Ingin Merayakan Tradisi Ini Untuk Mengikuti Aturan, Seperti Menggunakan Balon Berwarna Mencolok. Selain Itu Menggunakan Minimal Tiga Tali Tambatan, Dan Membatasi Ukuran Serta Tinggi Balon Maksimal 4 Meter Dan Ketinggian Terbang Hanya Hingga 150 Meter Dari Permukaan Tanah.

Untuk Musim Lebaran 2025. Airnav Telah Memetakan Lokasi Penyelenggaraan Dua Festival Balon Udara Resmi Yang Berada Di Wonosobo Dan Kertek, Serta Di Pekalongan, Jawa Tengah. Festival Ini Telah Memiliki Izin Resmi Dan Mengikuti Ketentuan Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 40 Tahun 2018.