ASH Rescue On Fire! Tim Tanggap Bencana Baru dari Kota Pekalongan
M. Seif Robbani   |   06/10/2025 - 10:49 WIB
ASH Rescue On Fire! Tim Tanggap Bencana Baru dari Kota Pekalongan

Kota Pekalongan - Di tengah ancaman bencana yang terus membayangi Kota Pekalongan, secercah harapan baru muncul dari semangat warga. Namanya ASH Rescue – singkatan dari Aku Siap Hidup. Sebuah tim tanggap darurat berbasis masyarakat yang baru saja dideklarasikan baru baru ini , setelah serangkaian pelatihan kebencanaan intensif bersama BPBD Kota Pekalongan.

Lebih dari sekadar organisasi relawan, ASH Rescue hadir sebagai simbol perubahan: perubahan cara masyarakat melihat, merespons, dan bertindak saat bencana datang. Tim ini digerakkan oleh anak-anak muda, aktivis perempuan, dan warga lintas komunitas yang menyatukan semangat dalam satu misi: menyelamatkan sesama.

Kegiatan pembentukan ASH Rescue dimulai di Kecamatan Pekalongan Selatan dengan sesi pelatihan dan edukasi yang dibawakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan. Materi mencakup berbagai jenis bencana yang kerap terjadi di wilayah ini mulai dari gempa bumi, banjir, kebakaran, hingga potensi rob yang makin sering melanda pesisir kota.

Yang paling menarik adalah bagian akhirnya: simulasi langsung di lapangan. Para peserta tak hanya duduk mendengarkan teori. Mereka ikut bergerak, menyelamatkan "korban" gempa, mengevakuasi warga, dan memadamkan api dengan APAR dan alat sederhana. Semua dijalankan dengan antusias tinggi.

“Saya baru pertama kali ikut simulasi kayak gini. Ternyata sangat penting. Dulu saya pikir kalau bencana ya tunggu bantuan datang. Sekarang saya tahu, kita bisa jadi penolong pertama,” ujar Syfik (25), peserta pelatihan sekaligus aktivis lingkungan dari komunitas lokal.

Agung Satria Hermawan, tokoh masyarakat dan inisiator ASH Rescue, menyampaikan bahwa tim ini lahir dari keresahan yang sama: kurangnya kesiapan masyarakat saat bencana benar-benar terjadi.

“Selama ini kita selalu jadi korban. Saatnya kita jadi pelaku perubahan. ASH Rescue bukan hanya soal siap siaga, tapi soal kesadaran kolektif bahwa menyelamatkan nyawa dimulai dari kesigapan kita sendiri,” ujar Agung, dengan mata berbinar.


Menurut Agung, keunikan ASH Rescue adalah keterlibatan lintas elemen dan fokus pada keterwakilan perempuan dalam penanganan bencana. "Kami ingin menghapus stigma bahwa hanya laki-laki yang bisa bertindak saat darurat. Semua orang bisa. Semua orang harus siap hidup."

Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Pekalongan, Dimas Arga Yudha, menyambut baik terbentuknya ASH Rescue. Ia menilai tim ini akan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mempercepat respon saat bencana terjadi.

“ASH Rescue akan jadi garda terdepan di lingkungan masing-masing. Mereka bisa bertindak cepat sebelum tim BPBD datang. Ini bagian dari upaya kami membangun ketangguhan komunitas dari bawah,” kata Dimas.

BPBD juga berkomitmen untuk terus mendampingi ASH Rescue lewat pelatihan lanjutan, penguatan kapasitas, dan akses ke alat-alat kebencanaan dasar.


ASH Rescue tidak berhenti pada pelatihan ini saja. Mereka berencana membentuk posko siaga di tiap RW, mengadakan edukasi rutin ke sekolah-sekolah dan warga, serta membangun jaringan respon cepat antar komunitas. Misi mereka sederhana tapi berdampak besar: menjadikan masyarakat Pekalongan tidak lagi hanya siap menghadapi bencana—tapi siap hidup, apa pun yang terjadi.


Berita Daerah

Bagikan artikel:

Banner Iklan
Jadwal Tayang Selasa
Jam Program
08:00 Innovator (DW)
09:00 Indonesiana
11:00 Kominfo Newsroom
12:00 Indonesiana
14:00 Berita Daerah (siang)
15:30 Innovator (DW)
16:00 REV (DW)
16:30 Gerak dan Gaya
17:30 Anjang Desa
18:00 Pojok Terampil
18:30 De Journey
19:00 Berita Daerah (malam)
20:00 Expose
21:00 Wayang
Banner Iklan