Batik dan Nasionalisme: Upacara Bendera Peringatan HUT RI Ke 80 Ala Pengrajin Batik di Pekalongan
M. Seif Robbani   |   17/08/2025 - 15:21 WIB
Batik dan Nasionalisme: Upacara Bendera Peringatan HUT RI Ke 80 Ala Pengrajin Batik di Pekalongan

Kab Pekalongan – Ada pemandangan tak biasa dalam peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 di Kabupaten Pekalongan. Jika biasanya upacara bendera digelar di lapangan, sekolah, atau kantor pemerintahan, kali ini para pengrajin batik di Wiradesa justru melaksanakannya di Omah Panggung Galeri Batik Failasuf.

Dengan khidmat, para pengrajin, pekerja batik, pecinta batik, hingga warga sekitar mengikuti upacara layaknya upacara resmi pada umumnya. Petugas dan peserta pun mengenakan dress code yang unik sebagian memakai batik khas Pekalongan, sementara sebagian lain mengenakan pakaian bernuansa merah putih ala kemerdekaan.



Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Ahmad Failasuf, pemerhati batik sekaligus pemilik Batik Failasuf. Dalam amanatnya, ia menegaskan bahwa batik bukan hanya kain bermotif indah, melainkan juga warisan leluhur yang harus dihormati sebagaimana kita menghormati perjuangan para pahlawan bangsa.

“Batik adalah peninggalan para pendahulu, bagian dari jati diri bangsa. Karena itu, sebagai pengrajin batik, kita juga wajib menjaga semangat nasionalisme. Menggelar upacara bendera ini adalah bentuk penghormatan kami, pembatik, terhadap kemerdekaan Indonesia,” ujar Ahmad Failasuf dalam sambutannya.

Suasana upacara semakin syahdu ketika seluruh peserta dengan kompak menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu perjuangan. Meski sehari-hari akrab dengan malam dan canting, mereka tampak begitu bersemangat ketika memberikan hormat pada Sang Saka Merah Putih.

Baca Juga : Batik Garuda Merdeka, Mahakarya Batik Failasuf Sambut HUT RI ke-80.

Ahmad Failasuf berharap, tradisi unik ini bisa terus dilanjutkan setiap tahun dan semakin melibatkan banyak peserta.

“Kami ingin membuktikan, meski kami pembatik, kami tetap nasionalis. Semoga ke depan lebih banyak pengrajin, pecinta batik, dan masyarakat yang ikut serta,” tuturnya.

Sebagai kota batik, Pekalongan tidak hanya melestarikan kain tradisi, tetapi juga membuktikan bahwa cinta tanah air bisa diwujudkan dengan cara yang khas, penuh makna, dan tetap membumi di tengah kehidupan para pengrajin batik.

Berita Daerah

Bagikan artikel:

Banner Iklan
Jadwal Tayang Selasa
Jam Program
08:00 Innovator (DW)
09:00 Indonesiana
11:00 Kominfo Newsroom
12:00 Indonesiana
14:00 Berita Daerah (siang)
15:30 Innovator (DW)
16:00 REV (DW)
16:30 Gerak dan Gaya
17:30 Anjang Desa
18:00 Pojok Terampil
18:30 De Journey
19:00 Berita Daerah (malam)
20:00 Expose
21:00 Wayang
Banner Iklan