Suasana damai dan penuh kehangatan menyelimuti Vihara Vajra Bumi, Kota Pekalongan pada Sabtu 3 Mei 2025, saat 36 Bikkhu Thudong singgah dalam perjalanan spiritual mereka menuju Candi Borobudur. Kehadiran para bikkhu ini disambut baik oleh Pemerintah Kota Pekalongan, masyarakat dan umat Buddha setempat, yang telah menanti dengan penuh antusiasme.

Namun, ada hal unik yang menjadi sorotan dalam penyambutan kali ini. Para Bikkhu Thudong disambut dengan pertunjukan tari Gambyong, sebuah tarian tradisional khas Jawa Tengah yang menggambarkan kelembutan, keanggunan, dan penghormatan kepada tamu.

Tari Gambyong yang ditampilkan memberikan sentuhan budaya yang memukau dalam momen sakral tersebut. Tari Gambyong berasal dari Surakarta, Jawa Tengah, dan awalnya merupakan tarian rakyat yang kemudian berkembang menjadi tarian istana (keraton). Tari ini biasanya ditarikan oleh penari wanita secara solo atau berkelompok dengan gerakan yang lembut, luwes, dan penuh pesona. Musik pengiringnya berupa gamelan Jawa, yang ritmenya disesuaikan dengan gerakan penari.

Dahulu, tari ini dipentaskan untuk menyambut tamu agung atau dalam acara-acara resmi sebagai bentuk penghormatan dan keanggunan budaya Jawa. Tidak heran jika dalam konteks penyambutan para Bikkhu Thudong, tari ini dirasa tepat sebagai simbol keramahan masyarakat Pekalongan yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keberagaman.