Fareno Khiar Aghadhira, juara 1 cabang olahraga badminton pada Popda Kota Pekalongan 2024, tidak dapat melaju ke Popda tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2024. Keputusan ini diambil setelah seleksi terbatas yang dilakukan oleh tim official cabor badminton.
Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dinparbudpora) Kota Pekalongan, Endro Triyatmo, menjelaskan bahwa pelaksanaan Popda Provinsi Jawa Tengah pada November 2024 memang tidak diperuntukkan bagi pemenang Popda Kota Pekalongan 2024. Kriteria pesertanya berbeda, dengan Popda Provinsi diikuti oleh pelajar kelahiran 2012 dan setelahnya, sementara Popda Kota Pekalongan diikuti oleh pelajar kelahiran 2013 dan setelahnya.
“Kami mengambil wakil dari pemenang Popda Kota Pekalongan 2023 dan Wali Kota Cup 2023 untuk diseleksi kembali, dan beberapa di antaranya sudah lulus SD. Karena itu, kami melakukan seleksi terbatas untuk menentukan siapa yang akan mewakili Kota Pekalongan di Popda Provinsi Jawa Tengah,” jelas Endro.
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan juara Popda Kota Pekalongan 2024 tidak dapat maju adalah karena pendaftaran untuk Popda Provinsi Jawa Tengah sudah dimulai pada September 2024 dan berakhir pada 19 Oktober 2024. Sementara, pertandingan cabor badminton di Popda Kota Pekalongan baru digelar pada 25-27 Oktober 2024.
Endro juga menambahkan, peserta yang telah dipilih dan dikirim untuk mewakili Kota Pekalongan di Popda Provinsi Jawa Tengah 2024 telah ditentukan jauh sebelum pelaksanaan Popda Kota Pekalongan. Oleh karena itu, juara Popda Kota Pekalongan 2024, seperti Fareno, akan dipersiapkan untuk mengikuti Popda Provinsi Jawa Tengah 2025.
Terkait hal ini, Yudi, orang tua Fareno, mengungkapkan kekecewaannya. Menurut Yudi, keputusan untuk menggantikan Fareno yang juara 1 dengan juara 2 untuk maju ke Popda Provinsi Jawa Tengah dinilai tidak adil. “Biasanya yang juara 1 yang maju, tapi kenapa yang juara 2 yang dipilih? Kami merasa ada kejanggalan dalam pemilihan ini,” ungkapnya.
Fareno, yang kini duduk di kelas 6 SD Muhammadiyah 2 Bendan, Kota Pekalongan, juga mengungkapkan kesedihannya karena tidak dapat melaju ke tingkat provinsi. “Sedih karena sudah juara, tapi tidak maju ke tingkat provinsi. Lalu, saya juga malu dengan teman-teman di sekolah,” ujar Fareno dengan mata yang berkaca-kaca.
Yudi juga mengeluhkan kurangnya komunikasi dari official kepada orang tua dan anaknya terkait pergantian atlet yang maju ke Popda Provinsi. “Saya tidak diberi informasi sebelumnya, baik oleh official maupun dari sekolah,” tambahnya.
Mendengar keputusan tersebut, semangat Fareno untuk berlatih mulai menurun. “Saya dulu sangat semangat berlatih, tapi sekarang saya jadi tidak semangat lagi. Semua usaha saya untuk juara 1 jadi sia-sia,” ungkapnya dengan penuh kekecewaan.
Sementara itu, Endro Triyatmo menambahkan bahwa meskipun Fareno tidak dapat berkompetisi di Popda Provinsi Jawa Tengah 2024, ia tetap diharapkan untuk melanjutkan persiapan dan mengikuti Popda Provinsi Jawa Tengah 2025. Dinas Parbudpora Kota Pekalongan berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan atlet-atlet muda agar dapat mewakili Kota Pekalongan di tingkat provinsi dan nasional.
Bagikan artikel:
| Jam | Program |
|---|---|
| 08:00 | Innovator (DW) |
| 09:00 | Indonesiana |
| 11:00 | Kominfo Newsroom |
| 12:00 | Indonesiana |
| 14:00 | Berita Daerah (siang) |
| 15:30 | Innovator (DW) |
| 16:00 | REV (DW) |
| 16:30 | Gerak dan Gaya |
| 17:30 | Anjang Desa |
| 18:00 | Pojok Terampil |
| 18:30 | De Journey |
| 19:00 | Berita Daerah (malam) |
| 20:00 | Expose |
| 21:00 | Wayang |