Warga Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan, memiliki tradisi khas yang digelar setiap tanggal 8 Syawal, yang dikenal dengan sebutan “lebaran kedua” atau “bodho kedua”. Tradisi ini bermula dari kebiasaan warga setempat yang setelah merayakan Idulfitri selama satu hari, langsung melanjutkan puasa enam hari di bulan Syawal.

Sesepuh Krapyak sekaligus Lurah Poncol, Akhmad Ashror menyampaikan bahwa hari ke delapan Syawal ini menjadi momen utama bagi masyarakat krapyak untuk bersilaturahmi secara lebih luas. Setelah selesai menjalankan puasa Syawal, warga mulai menerima kunjungan dari sanak saudara dan teman yang berasal dari luar daerah.

Suasana di wilayah krapyak, terutama di lingkungan Sembawan, menjadi sangat ramai pada hari tersebut. Jika pada hari pertama lebaran silaturahmi lebih terfokus pada tetangga dan keluarga dekat, maka di lebaran kedua ini, arus kunjungan datang dari kerabat jauh yang baru bisa berkunjung setelah menyelesaikan puasa.

Di rumah-rumah warga, biasanya disajikan berbagai hidangan khas yang beragam, seperti lopis, dan makanan lainnya. Meski tidak bersifat mewah atau besar-besaran, sajian tersebut menjadi simbol kehangatan dan keterbukaan warga dalam menyambut tamu.

Tradisi lebaran kedua ini terus dilestarikan sebagai wujud menjaga nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan. Selain mempererat tali silaturahmi, momen ini juga menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat krapyak yang tetap terjaga dari generasi ke generasi.