Smart Farming merupakan inovasi pertanian yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam mengelola lahan terbatas. Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan memperkenalkan sistem pertanian otomatis melalui gadjet untuk mengatur komposisi pupuk, kepekatan udara, dan penyiraman tanaman secara mandiri.
Penyuluh Pertanian Lapangan, Imam Prasetyo menjelaskan bahwa sistem ini bekerja dengan cara memonitor dan menyesuaikan kondisi pertanian sesuai kebutuhan tanaman. Pengguna hanya perlu mengisi udara dan menghidupkan sistem, yang kemudian akan secara otomatis mengatur kadar pupuk dan udara, serta menyelesaikan siklus pertumbuhan tanaman tanpa memerlukan intervensi manual yang banyak.
Sebagai uji coba, smart farming ini telah diterapkan pada budidaya melon hidroponik Inthanon, yang dipanen setelah 75 hari. Melon yang dihasilkan ini memiliki bobot antara 1,5 kilogram hingga 1,8 kilogram.
Dengan penerapan teknologi ini, diharapkan generasi muda dapat lebih tertarik untuk terlibat dalam dunia pertanian, bahkan di tengah keterbatasan lahan perkotaan. Pertanian cerdas memungkinkan pertanian yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Bagikan artikel:
| Jam | Program |
|---|---|
| 08:00 | Innovator (DW) |
| 09:00 | Indonesiana |
| 11:00 | Kominfo Newsroom |
| 12:00 | Indonesiana |
| 14:00 | Berita Daerah (siang) |
| 15:30 | Innovator (DW) |
| 16:00 | REV (DW) |
| 16:30 | Gerak dan Gaya |
| 17:30 | Anjang Desa |
| 18:00 | Pojok Terampil |
| 18:30 | De Journey |
| 19:00 | Berita Daerah (malam) |
| 20:00 | Expose |
| 21:00 | Wayang |