Agus Romi Haryatno   |   30/04/2025 - 10:27 WIB
Kebebasan Pers Terancam, Jurnalis dan Pers Mahasiswa Gelar Aksi Di Mapolda Jateng

Meningkatnya kasus kekerasan terhadap jurnalis di Jawa Tengah mendorong puluhan pekerja media dan perwakilan pers mahasiswa berunjuk rasa di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Jawa Tengah, menuntut perlindungan serta menolak segala bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi yang dinilai semakin terkikis.

Aksi yang digelar belum lama ini dipicu oleh maraknya kekerasan terhadap jurnalis profesional maupun lembaga pers mahasiswa, terutama di Kota Semarang. Dalam aksinya, massa membawa sejumlah poster bertuliskan “Save Journalist”, “Jurnalis Bukan Teroris”, hingga “Journalist is Not a Crime, Brutality Is”.

Koordinator lapangan aksi, Raditya Mahendra Yasa, menyampaikan aksi yang dilakukan dirinya bersama rekan-rekan jurnalis tersebut sebagai simbol perlawanan terhadap pembungkaman kebebesan pers yang kian mengkhawatirkan, tak hanya dari aparat seperti TNI, Polri, maupun pemerintah tetapi juga dari berbagai pihak yang anti-kritik.

Ia menilai situasi kebebasan pers saat ini seperti mengulang masa Orde Baru, di mana kontrol terhadap media sangat ketat. Mereka menyoroti sejumlah kebijakan kontroversial seperti RUU TNI dan RUU Polri yang dinilai berpotensi mengancam kerja-kerja jurnalistik dan kebebasan berekspresi.

Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Semarang, Aris Mulyawan menyinggung soal kebebasan pers yang dinilai mulai terkikis.

Aris membeberkan Jawa Tengah kini kian mengkhawatirkan. Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah insiden menunjukkan bahwa ruang aman bagi para pekerja media tampak semakin menyempit, seiring meningkatnya kasus kekerasan terhadap jurnalis.

Bahkan, kekerasan tak hanya dirasakan para jurnalis media mainstream saja, tetapi juga anggota pers mahasiswa. Berdasarkan data dari AJI Semarang, dalam kurun waktu April 2025, sedikitnya sudah enam kasus kekerasan terhadap jurnalis, baik dari media mainstream maupun pers mahasiswa.

Tidak hanya berorasi saja, aksi juga diwarnai dengan penyalaan dupa di atas makam buatan bertuliskan "RIP Demokrasi". ID card para wartawan dari sejumlah media pun ditaruh di atas makam buatan tersebut. Kemudian, bunga-bunga juga ditebar di atas makam tersebut sebagai simbol demokrasi yang telah mati.


Berita Daerah

Bagikan artikel:

Banner Iklan
Jadwal Tayang Selasa
Jam Program
08:00 Innovator (DW)
09:00 Indonesiana
11:00 Kominfo Newsroom
12:00 Indonesiana
14:00 Berita Daerah (siang)
15:30 Innovator (DW)
16:00 REV (DW)
16:30 Gerak dan Gaya
17:30 Anjang Desa
18:00 Pojok Terampil
18:30 De Journey
19:00 Berita Daerah (malam)
20:00 Expose
21:00 Wayang
Banner Iklan