Kota Pekalongan - Pondok Pesantren Al-Maliki, salah satu pesantren ternama di Kota Pekalongan kemabali menggelar acara istimewa di bulan suci Ramadhan dengan mengundang Syekh Dr. Muhammad Basyir Ahmad Azzu'biyy, cicit dari wali agung Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, untuk memimpin Shalat Tarawih bersama para santri dan jamaah.

Acara ini juga turut dihadiri oleh Syekh Mohammad Rateeb Ar-Rifa’i dari Palestina serta KH. Muhammad Saifuddin Amirin, pengasuh Ponpes Al-Maliki.  

Acara yang digelar pada malam ke-5 Ramadhan ini menarik perhatian banyak jamaah. Tak hanya santri, masyarakat dari berbagai daerah juga berbondong-bondong datang untuk merasakan keberkahan shalat tarawih bersama para ulama terkemuka.  

Dalam tausiyahnya, Syekh Dr. Muhammad Basyir menyampaikan bahwa Indonesia baginya bukanlah sekadar tempat persinggahan, tetapi telah menjadi rumah kedua.  

"Saya awalnya mengira akan jauh dari keluarga saat datang ke Indonesia. Namun, ternyata di sini saya justru bertemu banyak saudara. KH. Saifuddin, Syekh Rateeb, dan para jamaah yang luar biasa membuat saya bahagia berada di sini," ungkapnya dengan penuh kehangatan.  

Beliau juga menyampaikan pesan penting tentang menjaga keikhlasan dalam beribadah dan mempererat hubungan batin dengan Allah SWT, terutama di bulan penuh berkah ini.  

Sementara itu, Syekh Mohammad Rateeb Ar-Rifa’i dari Palestina mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat jamaah yang hadir di Ponpes Al-Maliki.  

"Saya telah mengunjungi banyak tempat dalam safari Ramadhan ini, namun baru di sini saya melihat antusias jamaah yang luar biasa. Padahal di sini tidak ada masjid atau mushola besar, tapi jumlah jamaahnya melebihi tempat-tempat lain," tuturnya penuh takjub.  

Beliau juga mengapresiasi bagaimana santri dan masyarakat bisa menyatu dalam kebersamaan yang penuh keberkahan.  

Kehadiran tiga ulama besar dalam satu majelis menjadikan malam itu begitu istimewa. Jamaah yang hadir tidak hanya mendapatkan pengalaman spiritual yang mendalam, tetapi juga merasakan betapa warisan keilmuan Islam tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi selanjutnya.  

Diharapkan, acara seperti ini bisa terus berlangsung dan menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk semakin mencintai ilmu dan ibadah, terutama di bulan suci Ramadhan.