Di tengah pesatnya perkembangan zaman, Studio Foto Lian Khay tetap berdiri kokoh menjadi saksi bisu perjalanan panjang Kota Pekalongan. Berdiri sejak tahun 1904, Lian Khay tercatat sebagai salah satu studio foto tertua di Pekalongan yang masih aktif beroperasi hingga kini.

Andiyanto pemilik Lian Khay generasi penerus, menceritakan bahwa studio ini tidak hanya menyimpan kenangan dalam bentuk foto, tetapi juga memiliki sejumlah dokumen penting, termasuk ijazah penghargaan dari era kolonial Belanda tahun 1926. Dokumen-dokumen ini menjadi bukti otentik perjalanan panjang Lian Khay dalam dunia fotografi di Indonesia.

Namun, perjalanan studio ini tidak selalu berjalan mulus. Pada tahun 1940-an, Lian Khay sempat mengalami masa sulit saat didatangi tentara Jepang. Saat itu, Jepang datang menggeruduk studio untuk mengambil data-data foto. Mereka mencari identitas para tokoh masyarakat Pekalongan. Akibat kejadian tersebut, beberapa dokumen penting dan foto-foto bersejarah hilang.

Meskipun demikian, bangunan Lian Khay hingga kini masih mempertahankan bentuk aslinya. Hanya ada beberapa perubahan minor untuk menyesuaikan kebutuhan zaman, namun nuansa klasik dari masa lalu tetap kental terasa.

Selama lebih dari satu abad beroperasi, studio foto ini telah mengabadikan banyak momen legendaris. Di antaranya adalah foto buaya besar yang pernah muncul di Pantai Ngeboom – yang kini dikenal sebagai Pantai Pasir Kencana – serta foto-foto para pejabat dan jembatan Lolong pada masa lampau.

Dengan segala cerita sejarah yang dimilikinya, Lian Khay bukan sekadar studio foto, melainkan bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah Kota Pekalongan.