Di awal tahun 2025, Museum Batik Pekalongan menyampaikan visi barunya, yakni menjadi Museum Inklusi, sebuah museum yang terbuka untuk semua kalangan. Hal ini disampaikan Kepala Museum Batik Pekalongan, Nurhayati Sinaga.
Ia menegaskan bahwa perubahan ini bertujuan untuk menciptakan ruang yang nyaman bagi setiap pengunjung, sehingga mereka merasa seperti berada di rumah sendiri.
Sebagai bagian dari upaya ini, Museum Batik Pekalongan akan menyelaraskan agenda inklusif dalam ruang pamer temporer. Rencana ini mencakup kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk para pembatik dan sejumlah komunitas salah satunya komunitas bahasa isyarat dengan salah satu inovasi yang akan diterapkan adalah pemutaran video bahasa isyarat di setiap ruang pamer, sehingga informasi dapat diakses oleh lebih banyak orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan.
Selain itu, berbagai fasilitas akan ditingkatkan guna memastikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Langkah ini sejalan dengan komitmen Museum Batik Pekalongan untuk menjadikan budaya batik lebih inklusif dan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
Dengan transformasi ini, Museum Batik Pekalongan berharap dapat menjadi ruang yang ramah dan terbuka bagi semua. Kolaborasi dengan berbagai komunitas juga diharapkan dapat memperkaya pengalaman pengunjung serta memperkuat keberagaman dalam pelestarian budaya batik.
Bagikan artikel:
| Jam | Program |
|---|---|
| 08:00 | Innovator (DW) |
| 09:00 | Indonesiana |
| 11:00 | Kominfo Newsroom |
| 12:00 | Indonesiana |
| 14:00 | Berita Daerah (siang) |
| 15:30 | Innovator (DW) |
| 16:00 | REV (DW) |
| 16:30 | Gerak dan Gaya |
| 17:30 | Anjang Desa |
| 18:00 | Pojok Terampil |
| 18:30 | De Journey |
| 19:00 | Berita Daerah (malam) |
| 20:00 | Expose |
| 21:00 | Wayang |