Literasi keuangan digital menjadi fondasi bagi generasi Z (gen Z), terutama mahasiswa untuk mencegah risiko kejahatan siber seperti phising (upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan), hacking, pencurian data, dan penipuan digital yang trennya terus meningkat.

Hal ini disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi saat menjadi keynote speaker pada acara OJK Mengajar di Gedung Student Center UIN KH. Abdurrahman Wahid, Selasa (22/10).

Dalam paparannya berjudul “Digital Financial Literacy”, Hasan memaparkan, tingkat literasi digital Indonesia berdasarkan data INDEF 2023, baru 62 persen. Angka ini terendah di antara negara-negara ASEAN yang memiliki rata-rata indeks literasi digital 70 persen. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK 2024 juga menunjukkan indeks literasi baru 65 persen dan inklusi keuangan Indonesia baru 75 persen.

Menurut dia, gen Z merupakan generasi pertama yang sepenuhnya di lingkungan teknologi yang sangat berkembang. Sebagai generasi yang dikenal sebagai karaktristik digital native, Gen Z perlu diedukasi untuk meningkatkan literasi keuangan digital.

Sementara itu, Wakil Rektor III UIN KH. Abdurrahman Wahid, Muhlisin berharap, acara tersebut akan menghasilkan mahasiswa yang punya literasi keuangan yang lebih kompeten. Tidak sekedar teori yang disampaikan, tapi juga praktik-praktik dari kasus-kasus yang ditangani OJK.

Pada acara tersebut juga diserahkan 1.000 rekening saham syariah kepada perwakilan mahasiswa UIN KH. Abdurrahman Wahid sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan literasi keuangan digital pada gen Z.