Desa Blendung, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, dikenal sebagai daerah yang sering dilanda banjir rob. Meskipun demikian, masih ada petani tambak yang bertahan dan berhasil mengelola budi daya udang vaname di tengah tantangan tersebut.

Jika dikelola secara profesional, budi daya udang vaname memang menjanjikan. Dalam satu siklus, yang berlangsung sekitar 4 bulan, setiap kolam dengan kapasitas 100.000 ekor dapat menghasilkan setidaknya 1½ hingga 2 ton udang. Proses panen dilakukan dalam beberapa tahapan parsial atau penjarangan, dengan tujuan agar pertumbuhan udang dapat berlangsung lebih cepat. Parsial pertama biasanya dilakukan setelah usia udang mencapai 55 hari, dan selanjutnya dilakukan setiap dua pekan sekali hingga bobot udang mencapai 35 gram per ekor. Setiap kali dilakukan penjarangan, udang yang dipanen biasanya sekitar 15% hingga 20% dari total biomasa atau sekitar 150 hingga 200 kuintal per kolam.

Saat ini, salah satu petambak di Desa Blendung, Pak Mufid Adyan, sedang melaksanakan parsial ke-4. Pada fase ini, bobot udang biasanya sudah mencapai 20 hingga 25 gram per ekor, dengan harga per kilogram yang bisa melebihi Rp60.000. Proses panen parsial ini memungkinkan petambak untuk memanen udang secara berkala, sehingga produksi dan kualitas udang dapat terus meningkat. Hal ini juga membuat banyak pembeli datang langsung ke tambak untuk membeli udang segar.

Kegiatan budi daya udang vaname ini tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi para petambak, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan perekonomian lokal. Dengan demikian, budi daya udang vaname di tambak dapat menjadi salah satu contoh keberhasilan dalam mengembangkan industri perikanan yang berkelanjutan.