Malam Iduladha di Kesesi, Kabupaten Pekalongan, kali ini benar-benar berbeda! Pada Kamis malam, 5 Juni 2025, ribuan santri dari TPQ dan Madrasah Diniyah (MADIN) se-Desa Kesesi, bersama masyarakat setempat, merayakan malam yang penuh berkah dengan mengikuti Pawai 1.000 Obor.

Acara yang digelar dengan nuansa religius dan kebersamaan ini dimulai di area Makam Mbah Wali Gendon dan berjalan dengan semarak. Obor-obor yang menyala menerangi setiap sudut jalan desa, menciptakan suasana magis dan penuh kekhidmatan. Tidak hanya untuk menyambut hari raya Iduladha, pawai ini juga bertujuan mempererat tali persaudaraan antar badan otonom Nahdlatul Ulama (NU), khususnya GP Ansor dan Banser.

Menurut Ketua Panitia Pawai, Abdul Rozak, acara ini memiliki makna lebih dari sekadar ritual keagamaan. Dirinya berharap Pawai 1.000 Obor ini bisa menjadi pengingat pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah serta memperkuat semangat kebangsaan di tengah masyarakat.

Dia juga menambahkan bahwa ajang ini adalah simbol kekuatan persatuan di bawah naungan Nahdlatul Ulama, dan menjadi momentum untuk mempererat hubungan antar generasi.

Dengan penuh antusiasme, ribuan peserta yang terdiri dari para santri, pemuda, dan warga sekitar memeriahkan pawai. Selain berjalan membawa obor, mereka juga melantunkan shalawat serta doa-doa yang menggetarkan hati, menambah kedamaian malam itu.

Pawai 1.000 Obor ini bukan hanya menjadi perayaan besar, namun juga harapan untuk menjadi tradisi tahunan yang dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih mendalami nilai-nilai Islam sekaligus menjaga semangat kebangsaan yang tinggi.

Bagi masyarakat Desa Kesesi, pawai ini bukan sekadar kebanggaan, tetapi juga simbol persatuan dan kesolidan yang selalu terjaga di bawah naungan NU. Ketika obor-obor itu melintas, rasa cinta tanah air dan agama berkumpul dalam satu langkah yang penuh harapan.

Kegiatan ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang lebih besar, serta semakin memperkaya warna-warni tradisi dan kekuatan ukhuwah dalam bingkai keindahan Islam dan kebangsaan.