Pemerintah Kota Pekalongan terus berupaya menurunkan angka stunting, salah satunya dengan melaksanakan pendampingan keluarga yang berisiko stunting. Pendampingan ini dilakukan oleh tim yang terdiri dari tenaga kesehatan, kader PKK, dan kader KB yang ada di setiap kelurahan.

Kepala Bidang P2KB, Nur Agustina, menjelaskan bahwa tim pendamping keluarga ini bertugas memberikan bantuan dan pendampingan kepada kelompok sasaran kesehatan di masyarakat. Berdasarkan data per Oktober 2024, di Kelurahan Klego, ada empat kelompok sasaran utama pendampingan, yaitu calon pengantin (catin), ibu hamil (bumil), ibu pasca persalinan (bufas), serta balita dan batita.

Di Kelurahan Klego, tercatat ada 2 catin yang didampingi, dan keduanya tidak berisiko stunting. Untuk ibu hamil, ada 37 orang yang didampingi, dengan 16 di antaranya berisiko. Sedangkan untuk ibu pasca persalinan, ada 11 yang didampingi, dan 1 di antaranya berisiko. Di sisi lain, untuk batita, ada 87 yang didampingi, dengan 25 di antaranya berisiko stunting. Sementara itu, untuk balita, terdapat 69 yang didampingi, dan 18 di antaranya berisiko.

Nur Agustina menekankan bahwa meskipun pendampingan untuk ibu hamil dan ibu pasca persalinan sudah berjalan dengan baik, angka batita dan balita yang memerlukan pendampingan dan berisiko stunting masih cukup tinggi. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan bersama dinas terkait menjalankan beberapa program penanganan, salah satunya Program Menuju Sehat (PMS) untuk batita dan balita, guna melakukan pencegahan serta intervensi sensitif terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mereka.

Selain itu, program ini juga mencakup upaya peningkatan sanitasi, rumah layak huni, serta pemenuhan kebutuhan sosial yang dapat mendukung kesehatan keluarga. Dengan adanya program-program ini, diharapkan dapat menurunkan angka risiko stunting pada batita dan balita, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Pekalongan.