Kesenian Sintren dikenal sebagai salah satu kesenian beraura mistis yang konon mengundang makhluk yang tidak kasat mata. Pemeran sintren biasanya dilakukan oleh wanita dan identik harus perawan tin-ting, namun Sanggar Lais Macan Putih yang merupakan sanggar budaya dari Desa Kauman, Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan justru menampilkan budaya sintren dengan khas yang berbeda dari biasanya.
Pendiri Sanggar Lais Macan Putih, Agus Yulianto menjelaskan kata Lais diambil dari laki-laki sintren yang berdiri sejak tahun 2018 dan hingga saat ini terus eksis memperkenalkan dan melestarikan budaya sintren kepada masyarakat.
Pihaknya bersyukur melalui sinergi dengan masyarakat dan Pemerintah Desa yang terus mendukung kebudayaan sintren ini, Sanggar Lais Macan Putih sudah tampil di event nasional yaitu di Festival Menoreh di Kulon Progo serta di Kota Kota lain sudah sering tampil.
Agus menyebut, berbeda dengan sintren pada umumnya, di sanggar Lais Macan Putih ini pemeran sintrennya tidak melibatkan perempuan dan semuanya laki-laki, sehingga hal ini menjadi khas tersendiri dari Sintren Desa Kauman, Wiradesa.
Bagikan artikel:
| Jam | Program |
|---|---|
| 08:00 | Innovator (DW) |
| 09:00 | Indonesiana |
| 11:00 | Kominfo Newsroom |
| 12:00 | Indonesiana |
| 14:00 | Berita Daerah (siang) |
| 15:30 | Innovator (DW) |
| 16:00 | REV (DW) |
| 16:30 | Gerak dan Gaya |
| 17:30 | Anjang Desa |
| 18:00 | Pojok Terampil |
| 18:30 | De Journey |
| 19:00 | Berita Daerah (malam) |
| 20:00 | Expose |
| 21:00 | Wayang |