Kota Pekalongan - Ketegangan sempat mewarnai jalannya  Operasi Aman Candi 2025 di Kota Pekalongan, Sabtu malam (10/5), saat seorang pemuda berinisial AH Yang tiba-tiba mengamuk dan menodongkan senjata tajam jenis cutter ke arah petugas polisi.

Aksi nekat itu terjadi di tengah razia gabungan pemberantasan premanisme yang digelar oleh Polres Pekalongan Kota bersama TNI, Satpol P3KP, dan Dinas Perhubungan.

Pemuda asal Buaran, itu awalnya dicurigai tengah mabuk berat di kawasan Exit Tol Setono, lokasi yang memang kerap jadi titik kumpul remaja dan aktivitas liar. Saat akan diamankan, bukannya kooperatif, AH justru memukul petugas dan berontak.

AH yang saat itu berada di bawah pengaruh minuman keras dan obat-obatan, sempat mengejutkan petugas saat mengeluarkan cutter dari tas selempangnya, lalu menodongkannya sambil melontarkan ancaman. Petugas gabungan yang siaga langsung melakukan tindakan tegas dan terukur untuk melumpuhkan AH tanpa korban jiwa.

Dari penggeledahan, polisi juga menemukan tiga butir pil yang diduga psikotropika di tas pelaku.

Insiden ini menjadi salah satu titik panas dalam Operasi Aman Candi, yang malam itu berlangsung intens menyisir jalur-jalur rawan, termasuk pusat keramaian seperti alun-alun, jalur Pantura, hingga akses keluar tol.

Seperti yang di beritakan sebelumnya Operasi yang dipimpin langsung Kapolres Pekalongan Kota AKBP Riki Yariandi menekankan pentingnya menghadirkan rasa aman di masyarakat tanpa mengesampingkan pendekatan humanis.

Namun demikian, peristiwa seperti yang dilakukan AH menjadi gambaran bahwa keberadaan aparat tidak bisa selalu dihadapkan dengan situasi normal. Ketegasan menjadi penting, terutama saat nyawa petugas terancam.

Operasi Aman Candi 2025 di Pekalongan bukan sekadar razia, tapi pesan tegas: negara hadir, dan tidak akan membiarkan ruang publik dikuasai aksi premanisme, kriminalitas, atau perilaku yang mengganggu ketertiban umum.